MyNovel
  • BERANDA
  • LISTING
  • F.A.Q
  • DMCA
  • BOOKMARK
Login Register
  • BERANDA
  • KATEGORI
    • NOVEL JEPANG
    • NOVEL CHINESE
    • NOVEL KOREA
    • LAINNYA
  • LISTING
  • F.A.Q
  • BOOKMARK
  • SEMUA KATEGORI
  • NOVEL JEPANG
  • NOVEL CHINESE
  • NOVEL KOREA
  • LAINNYA
Login Register
  1. Beranda
  2. Hone to Issho no Isekai Seikatsu
  3. Chapter 21 - Manusia Batu
Sebelumnya
Hone to Issho no Isekai Seikatsu
Selanjutnya

~ Kehidupan Petualang Hari ke 21 (Minggu) Pagi ~ Kota Comnes – Perserikatan Petualang – Lobi

 

Setelah membuat permohonan mengenai ramuan yang kubuat, aku mengumpulkan sedikit informasi sebelum keluar.
Karena ramuan memiliki banyak kualitas yang berbeda, butuh waktu paling tidak satu hari bagi mereka untuk menentukan harga.
Tak langsung mendapatkan harga sedikit menyulitkan… tapi jika saat berburu besok bisa berhasil maka takkan ada masalah untuk saat ini.
… Akan tegapi, mengumpulkan informasi tentang ‘Pahlawan Hebat Comnes’ di perserikatan tak berjalan sebaik yang kuharapkan.

~ Kehidupan Petualang Hari Ke 21 (Minggu) ~ Sebelum Tengah Hari ~ Kota Comnes – Penginapan Bulbul – Ruang Makan

 

“Oh, sudah selesai? Kau sudah kembali? Aneh melihatmu di sini pada jam seperti sekarang.”
“Aku istirahat pada hari Minggu.”
“Kau punya waktu luang untuk istirahat? Aku iri. Ahahaha!”
Pemilik Penginapan Bulbul, bibi Belinda, cukup dikenal…

Karena semua orang keluar sejak siang, tak heran jika akulah satu-satunya orang yang ada di ruang makan.
(… Haruskah kita istirahat hari ini? Atau mungkin aku harus mencoba kekuatanku.)
Rasanya istirahat merupakan ilihan terbaik, tapi tergoda ingin mencoba kekuatan baruku, aku meminta bibi memberiku sepotong kayu bakar.
Lebih dari apapun, aku ingin melihat kekuatan ‘Golem’ yang baru… Saat ini aku sudah merasa bahwa kekuatan bertarung yang kumiliki saat ini sudah lebih dari cukup, tapi aku tak bisa menolak godaan untuk menambahkannya…
(Bicara soal ‘Golem’, aku penasaran… apa akan terbatas pada tanah dan batu?)

… Aku memikirkan itu dalam kepalaku, jadi kucoba pada kayu bakar di hadapanku.
Krak… duar
(… Oooh!?)
Anggota tubuh tumbuh dari bongkahan kayu begitu pula dengan tubuh yang perlahan terbentuk. Tampilannya seperti Treant.
Ia berdiri dan mulai berjalan di atas meja. Sangat nyata.

Mengamatinya, caranya bergerak cukup mirip para tengkorak.
Akan tetapi, karena aku menggunakan kayu bakar sebagai media, tubuhnya cukup mungil.
(Baguslah karena sepertinya aku tak perlu memahatkan kepala manusia sebelumnya.)

Aku hanya sedikit kecewa karena semudah ini, tapi, aku tak mengeluh.
… Ukurannya cukup baik untuk saat ini, tapi jika aku ingin membuat golem yang lebih besar, akan sulit mengukir dan membuatnya.
Walaupun jika aku sungguh mencobanya, aku bisa membuat proyek besar, jadi aku bisa meminta bantuan orang lain untuk membuatkannya untukku.

Tapi, jangan terlalu percaya diri.
(Apakah penggunaan mana untuk ini, sama seperti membuat ramuan kesehatan…)
Bisa saja penggunaan untuk ramuan kesehatan terlalu besar… tapi bisa juga karena golem kali ini terlalu kecil.
Mulai dari anggota tubuhnya, seperti mengkompensasi tingginya.
(Sepertinya terbatas pada besarnya benda yang digunakan… tapi, aku penasaran bisa tumbuh seberapa besar.)

Baiklah, mari kita cari tahu sekarang…
Aku keluar dari penginapan melalui pintu belakang.

Sisi belakang penginapan cukup luas, tapi kosong. Tempatnya juga terbuka.
Di sini, kuletakkan tanganku di tanah dan mengaktifkan kekuatan Golem ke dalam tanab tapi…
(Tak berhasil huh…)

Sepertinya tak terjadi apapun pada tanahnya… saat kugunakan kekuatan itu pada kayu bakar, bisa kurasakan mana-ku bereaksi, tapi tak terjadi apapun di sini.
Tak ada kemungkinan golemnya tersembunyi atau terlambat berekasi.
Ada batu juga di dekat sana jadi kucoba kekuatan itu pada batu… juga, tak ada reaksi.
(… Jika seperti ini, mungkin kekuatan ini terbatas pada kayu…)

Kedepannya, akan lebih baik jika kekuatan ini bisa dipakai 0ada batu dan tanab juga saat aku naik tingkat… Maksudku, kayu juga baik hanya saja lemah melawan api.
(Yah, seberapa besar yang bisa kubuat, akan kucoba besok…)
Kuperintahkan treant kecil untuk ‘bersiap’ dan melemparkannya pada kompor batu bibi…
Selamat tinggal.

Dan kemudian, ada satu kemampuan lagi yang memvuatku penasaran, ‘Manipulasi tulang’, yang kedengarannya cukup langsung… sepertinya ada hubungannya dengan mengumpulkan tulang atau membentuk mereka.

Saat aku dapat tulang babi dari bibi, aku bisa dengan mudah menyambungkan mereka kembali dan menghancurkannya.
… Bisa kutebak ini akan digunakan untuk membuat senjata…
Ah! Karena ada kemampuan bonus tulang dari necromancer, aku penasaran apa itu berlaku juga untuk baju zirah. Apa bisa kugunakan untuk para tengkorak?

… Aku cukup puas dengan ini, kurasa aku mulai memahami kekuatan baruku.
Setelah itu, aku pergi ke tenpat berjualan untuk membeli beberapa tas untuk digunakan para tengkorak.
Dengan itu, aku sudah melakukan apa yang harus kulakukan hari ini.
Di luar biaya penginapan hari ini, aku masih punya sekitar 1000 golda lagi.
… Sungguh tal sebanyak kedengarannya.

~ Kehidupan Petualang Hari Ke 22 (Senin) Pagi ~ Kota Comnes – Gerbang Barat

 

“Jadi, kau petualang, ya… Baiklah, kau bisa lewat.”
Kami bertemu di perserikatan seperti biasa dan melewati gerbang barat setelah mendapat izin.
Area di sekitar gerbang barat berisi monster terkuat di Comnes, jadi harus sangat waspada di sana.
Terutama bagi para penjaga, karena penghuni bangsawan tinggal di sekitar sini.
Setelah kami melewati parit di seberang jembatan, kami berdiri di sisi lain tembok barat… ini tempat dimana takkan ada orang lain yang datang selain para petualang.
“Tempat ini memiliki atmosfir yang berbeda dibanding area lainnya…”
“Ah, kau merasakan hal yang sama juga…”

Hingga saat ini, kami baru mencoba sisi Utara dan Tenggara Comnes, dimana selalu ada beberapa orang desa melakukan sesuatu. Tapi di sini, cukup terpencil. Yang tersisa di sini adalah tempat penggalian yang ditinggalkan serta tanah yang buruk.
… Tapi juga, selain petualang, tak ada yang bksa dilakukan di sini.
Aku melirik Benedetta di sampingku. Ekspresinya lumayan kaku… sepertinya dia gugup.
“Kita akan baik-baik saja dengan kondisi kita sekarang… tapi jika kondisinya menjadi berbahaya maka yang paling baik adalah segera melarikan diri. Aku juka akan melarikan diri.”
“Ya. Baiklah.”
Benedetta tersenyum yakin, jadi aku balas tersenyum… Secara realistik, kami seharusnya sudah lebih dari cukup untuk menangani area ini, tapi selalu ada kemungkinan situasi berbahaya.

… Melihat sekeliling area berbatu, ada sebuah lereng curam, yang bisa digunakan untuk mengintai daerah sekitar.
Bagaimana pun, lahannya hanya dipenuhi oleh batu kecil, juga pohon yang sangat langka dikelilingi lumut. Sangat berbeda dengan area lainnya seperti padang rumput.
Beberapa ukuran bebatuan terlihat tersebar. Beberapa seukuran manusia, beberapa bahkan seukuran rumah…

Saat berjalan menuju gundukan pasir yang terpencil, aku melemparkan koin dan memanggip 10 tengkorak. Rencananya adalah mempersenjatai enam diantara mereka sementara empat lainnya menjadi pembawa barang. Dan dalam keadaan darurat, mereka berempat juga bertugas sebagai pengalihan.
Lagipula, jika ada 10 diantara kita, bisa membantu kita dari serangan mendadak.

… Lawan pertama kami di sini adalah seekor laba-laba besar dan entah bagaimana bisa menyamar, 1 meter lebih sedikit… aku ingat ia disebut laba-laba kerikil. Berpikir begitu, laba-laba itu menoleh ke arah kami.
Aku sudah mengumpulkan informasi sebelumnya jadi aku cukup tahu soal ini.
Ia juga muncul di dalam game. Ia punya kebiasaan menggali liang yang dalam untuk membuat sarang dan menyerang siapa pun yang mendekat.

Kemudian laba-laba raksasa itu berlari ke arah kami, membuat gerakan melompat dengan delapan kakinya.
Aku meminta para tengkorak bersiaga dengan perisai mereka… lalu, laba-laba itu melompat dan bersiap menyerang!
… tapi, dengan segera serangan itu dipotong oleh tengkorak lainnya.
(… Tahan dia.)
Mengukur waktunya mendarat, tengkorak itu menggunakan perisainya untuk menahan laba-laba itu di tanah…
Ia memiliki kecepatan, tapi sepertinya kecepatan itu merupakan kompensasi dari kekuatannya.

Para tengkorak fokus menyerang kaki yang mudah dipatahkan dulu memastikan kakinya tak bergerak lagi, membalikkannya lalu aku melakukan serangan terakhir dengan menusuknya.
“Gwah! Tidak lagi!”
… Benedetta berlari ke arahku, berpikir ada sesuatu yang salah, tapi kemudian sedikit tenang saat melihat cahaya di bawah kakiku… akan tetapi, kali ini aku tak bisa bergerak, dan wajahku kaku karena rasa sakit.
“Erm… Apakah rasanya sakit…?”
Aku bisa mendengarnya bertanya… tapi aku tak bisa bicara sekarang…

… Saat itu, semak-semak yang sedikit jauh, kadal bersisik yang panjangnya sekitar 2 meter keluar dari sana… melihat kami, perlahan ia mendekati kami…
“…… !!”
Sebagai balasan, Benedetta berdiri di antara aku dan kadal itu!
(!! … Tunggu, bertahanlah!!)
Aku mulai kebingungan… tapi ketika Benedetta setengah jalan ke sana, sekelompok tengkorak sudah bergerak mendahuluinya, mengelilinginya dan menendangnya bergantian bagai bola sepak.

…… Saat aku akhirnya bisa bicara, aku berbalik menatap Benedetta.
“… Tolong jangan melakukan hal gegabah seperti itu lagi.”
Ia tersenyum malu padaku.
“Tapi akhirnya baik-baik saja, ‘kan?”
“…”
Yah, dia mencoba membantuku di luar keadaannya. Kurasa itu patit mendapatkan pujian.

~ Kehidupan Petualang Hari Ke 22 (Senin) Pagi ~ Kota Comnes – Barat – Lahan Kerikil

 

“Aku tahu sedikit terlambat menanyakan ini sekarang, tapi bahkan saat kau tak bisa bergerak, para tengkorak itu tetap bergerak. Bagaimana cara kerjanya?”
“… Walaupun kau bertanya padaku…”
Setelah memburu 2 musuh, aku dan Benedetta mulai melucuti mereka… aku bisa menemukan cara melucuti mereka, tapi karena ini pertama kalinya aku mengurus monster ini, membutuhkan waktu cukup lama membongkar mereka…

Aku melucuti kadal raksasa. Kurasa yang ini disebut Raja Agung Yamori.
Sebenarnya, ia lebih mirip cicak besar yang bodoh dengan kepala rata dan mata yang besar… perbedaannya hanya pada kakinya yang mirip buaya.
Kulitnya sangat kuat, jadi itu merupakan bahan yang berharga… Ia terus melawan para tengkorak dengan cukup baik.
Dagingnya juga secara mengejutkan ternyata enak.

Benedetta melucuti Laba-laba Kerikil. Perut keras berwarnanya merupakan bahan dekoratif berharga tinggi. Sepertinya sedikit sulit mengupasnya.
Setelah selesai melucuti merekq, kami mulai melakukan konfirmasi atas statusku.

“Sculptor yang naik tingkat. Sekarang sudah tingkat 4.”
Benedetta menggunakan mata sihirnya untuk memeriksaku.
Aku sudah menjelaskan pada Benedetta inti dari proses kenaikan tingkat ‘kemampuan’ku, jadi dia sudah paham apa yang harus dilakukan jika terjadi.

Kutebak alasan kenapa ‘Sculptor’ naik tingkat adalah karena perlengkapan para tengkorak sudah diperkuat dengan kekuatan ‘Ukir’, jadi aku masih mendapatkan nilai selama para tengkorak melakukan serangan menggunakan senjata yang sudah kuukir.

Sambil berpikir begitu, aku menyadari sesuatu.
(Mana-ku sudah terisi sepenuhnya…)
Aku menggunakan mana untuk menjaga para tengkorak tetap di luar, jadi aku bisa merasakan bedanya… seperti di dalam game.
Kurasa aku takkan sempat mencobanya sekarang, tapi aku yakin kesehatan pun sudah kembali seperti semula.

(Benar!)
Sekarang karena ‘Sculptor’ sudah naik satu tingkat, aku bisa mencoba kekuatan golem.
Untungnya, di sini tak kekurangan pohon, bebatuan dan tanah dari sekelilingku.
Menarik napas panjang, Benedetta ingin menanyakan sesuatu sambil bertanya-tanya apa yang aku coba lakukan.
(… Pertama mari coba batu dulu.)
Karena sudah naik tingkat, aku mencobanya… tidak ada reaksi.
(… Maka, selanjutnya tanah.)

Gruduk… gruduk… !!!
“Gemuruh kuat mulai bergetar dari bawah. Tanahnya mulai menggunung… dan membentuk seperti manusia.
“!! … Monster!?”
“Ah, maaf! Ia merupakan hasil dari salah satu kekuatanku.”
Terpesona, Benedetta memelototkan matanya menatap benda itu. Bagiku, aku bahkan lebih terharu lagi.
(… Besar…)
Ukurannya sedikit lebih dari 2 meter, tapi seluruh tubuhnya sangat gemuk dan berat.
Aku bahkan mencoba mendorongnya dengan empat tengkorak, tapi ia bahkan tak bergerak.
Mendekatiku, Benedetta sedikit mengeluh.
“Dia sungguh membuatku terkejut…”
“… Maaf”

Kurasa aku bisa memberitahu Benedetta sebelumnya… salahku.
Benedetta mendekati Golem itu dengan sedikit hati-hati dan beberapa kali menepuk tubuhnya dengan tangan.
“Yang satu ini sepertinya cukup kuat… bagaimana caramu membuatnya?”
“… Aku juga tak tahu…”

Setelah itu, seekor Raja Agung Yamori muncul, jadi kuminta golen menginjaknya. Bagian dalam tubuhnya menyembur keluar seluruhnya….
…… Sungguh, apa ini…

—- Perlindungan Agung dan Kemampuan —-
Necromancer tingkat 4: Pelayan mayat hidup 10 Panggilan; Kreasi tulang; Bonus < Senjata tulang; Baju zirah tulang; Pengumpulan; Penglihatan malam >
Alchemist tingkat 3: Pembuatan ramuan kesehatan; Ekstraksi;Menanam; Pembuatan ramuan racun; Bonus < Melempar; Pengumpulan >
Sculptor tingkat 4: Ukir; Golem (Kayu/Tanah); Bonus < Belati; Palu; Pembentukan; Pengumpulan; Penggalian >

—- Perlengkapan Pelayan —-
A: Kapak + 3, Perisai layangan (besi), Baju zirah bernoda darah.
B: Tongkat, Perisai bulat lusuh (kayu) + 3
C: Tongkat, Perisai bulat lusuh (kayu) + 3
D, E, F: Pemukul + 3, Perisai bulat lusuh (kayu) + 3
G, H, I, J: Kosong
※: + X Tingkat ukiran berubah-ubah

—- Perlengkapan —-
Belati tulang paha babi – 2 sets
Perisai bulat lapis besi (besi/kayu)
Jubah orang Barbar

--Share :--
Sebelumnya
Hone to Issho no Isekai Seikatsu
Selanjutnya

DISKUSI NOVEL

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

NOVEL TERKAIT

The Summoner is Going – MyNovel.net – Cover
The Summoner is Going
14 Oktober 2019
Yoi no Koku Senki – MyNovel.net – Cover
Yoi no Koku Senki
26 Agustus 2019
I Got a Cheat and Moved to Another World, so I Want to Live as I Like – MyNovel.net – Cover
I Got a Cheat and Moved to Another World, so I Want to Live as I Like
13 Desember 2019
noimagefound
Saimin Regulation
12 Desember 2019
Kategori Tag:
Jepang
id Indonesian▼
X
af Afrikaansar Arabiczh-CN Chinese (Simplified)en Englishtl Filipinofr Frenchhi Hindiid Indonesianit Italianja Japanesela Latinms Malaypt Portugueseru Russianes Spanishth Thai

Setiap konten maupun merek dagang, atau bahan lain yang mungkin ditemukan di situs mynovel.net ini, itu bukanlah properti dari mynovel.net, tetapi hak cipta dari pemiliknya masing-masing. MyNovel.net tidak melakukan klaim kepemilikan atau tanggung jawab untuk konten tersebut. Anda harus mencari persetujuan hukum untuk setiap penggunaan bahan tersebut dari pemiliknya.

  • TENTANG
  • COOKIES
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • KONTAK

© 2019 MyNovel - All rights reserved

Sign in

Lupa password?

← Kembali ke MyNovel

Sign Up

Register.

Login | Lupa password?

← Kembali ke MyNovel

Lupa password?

Silakan masukkan username atau email. Anda akan menerima notifikasi sandi melalui email.

← Kembali ke MyNovel