MyNovel
  • BERANDA
  • LISTING
  • F.A.Q
  • DMCA
  • BOOKMARK
Login Register
  • BERANDA
  • KATEGORI
    • NOVEL JEPANG
    • NOVEL CHINESE
    • NOVEL KOREA
    • LAINNYA
  • LISTING
  • F.A.Q
  • BOOKMARK
  • SEMUA KATEGORI
  • NOVEL JEPANG
  • NOVEL CHINESE
  • NOVEL KOREA
  • LAINNYA
Login Register
  1. Beranda
  2. Boukensha License o Hakudatsu Sareta Ossan Dakedo, Manamusume ga Dekita no de Nonbiri Jinsei o Oka Suru
  3. Chapter 21 - Seorang Pria Paruh Baya dan Si Gadis, Menuju Kota Kebahagiaan, Milton
Sebelumnya
Boukensha License o Hakudatsu Sareta Ossan Dakedo, Manamusume ga Dekita no de Nonbiri Jinsei o Oka Suru
Selanjutnya

Pasukan Alan sedang merekrut anggota ya. Aku ingin tahu apakah ada yang mengundurkan diri dari pasukan. Atau apakah mereka mencari anggota pasukan ke-5. Ketika aku masih dalam pasukan, Penasehat Pasukannya, Edmond selalu menegaskan bahwa sebaiknya memiliki jumlah anggota yang paling sedikit. Cukup tidak terpikirkan bahwa mereka akan memperbanyak jumlah anggota. Aku harap itu bukan karena masalah di antara mereka sehingga salah satu dari mereka pergi.

Senyum pahit menghampiriku saat aku memikirkan kemungkinan itu.

“Ayah?”

 Aku terkejut ketika Ravi memanggilku tiba-tiba.

“Maaf. Aku melamun.”

“Apa kau baik-baik saja?”

“Ya, maaf membuatmu khawatir. Tidak ada masalah.”

“Benarkah?”

Ravi masih terlihat khawatir. Kalau dipikir-pikir, ketika aku melamun terakhir kali, dia terlihat khawatir juga. Karena dia adalah gadis yang cerdas, dia mungkin memperhatikan apa yang kurasakan.

Aku menepuk pelan kepala Ravi dengan tangan kasarku. Dan hal-hal mengenai Alan dan yang lainnya telah sepenuhnya hilang dari kepalaku.

Waktu itu.

“Hei, Paman. Berapa uang yang akan kau bayar untuk informasi untuk Pahlawan itu?”

Tiba-tiba, sebuah suara datang dari samping. Aku mengangkat kepalaku sambil kaget, dan gadis di seberang menatapku.

“Apa katamu?”

“Kau ingin tahu tentang pahlawan itu, kan? Aku bekerja sebagai penjahit di Balzac baru-baru ini, jadi aku tahu sedikit lebih detail. Tergantung pada berapa banyak kau akan membayar, kau mungkin mendapat beberapa informasi yang sangat langka, bagaimana?”

Dia bermaksud akan menjual informasi itu kepadaku.

“Tapi kau mungkin menyerah, kau sepertinya tidak punya uang.”

Lesung pipi terlihat di wajah kirinya saat dia tersenyum. Dia menyibak rambut hitam panjangnya yang berkilau ke kanan dan menatapku dengan tatapan yang tajam. Dia mungkin berusia 17 atau 18 tahun. Dia menggunakan banyak rias wajah. Aku tahu dia mumgkin merasa tidak aman tentang dirinya sendiri.

“Hei, kau. Aku akan mengabaikannya jika aku jadi dirimu. Jika kau tidak ingin ditipu.”

Orang-orang tadi berkata dengan wajah acuh tak acuh.

“Gadis itu, memperkenalkan dirinya sebagai ahli mantra kepada seorang pria yang turun lebih awal, dan menjualnya mantra palsu.”

“Hei! Bisakah kau berhenti menunjuk jari?”

“Seperti aku melakukannya. Oi, kusir. Kau juga mendengar apa yang telah dilakukannya benar.”

“Uhh― Aku tidak akan menyangkalnya. Tapi, tolong singkirkan aku dari hal-hal seperti itu. Aku tidak suka mendapat masalah.”

Kusir menjawab sambil melihat ke depan.

“Hmmm. Bodoh sekali.”

Senyum manis di wajahnya menghilang dan dia memelototi kami. Tiba-tiba, suasana di dalam kereta menjadi lebih kaku.

Ravi mencengkeram mantelku dengan cemas. Aku mengangguk padanya untuk meyakinkannya.

Laki-laki dan perempuan. Pihak mana yang mengatakan yang sebenarnya? Aku tidak bisa menilai karena aku tidak hadir saat itu.

Aku mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang memperingatkanku terlebih dahulu. Lalu menghadap ke arah gadis itu lagi.

“Kau juga, maaf.”

Ketika aku meminta maaf, wajahnya menjadi sangat terkejut.

“Apa? Apakah kau berpura-pura baik sekarang?”

“Bukan, bukan seperti itu. Aku pikir kau mungkin pernah menjadi penjahit di Balzac sebelumnya dan sekarang kau adalah seorang ahli mantra di Milton.”

“Sungguh, aku jujur. Bisakah seorang penjahit bahkan menjadi ahli mantra? Orang bodoh mana yang akan mempercayai hal seperti itu? Aku tidak mau bicara lagi.”

Gadis itu menggumam kesal dan duduk menjatuhkan diri di tanah . Dia bahkan tidak melirik ke arahku. Sejak itu, dia tidak membuka mulutnya sekali pun..

 ◇◇◇

Kereta yang kami tumpangi melewati berbagai desa dan kota, dan akhirnya tiba di Milton setelah beberapa hari. Kami tiba sore hari.

Milton adalah kota yang lebih besar dari Addinton. Suasana perkotaannya sangat terasa, dan semua utama diaspal dengan batu. Tapi anehnya, kota itu benar-benar sunyi dan kurang keberadaan manusia. Seolah-olah seluruh kota tertidur lelap.

Bukankah akan ramai dengan orang-orang di sore hari? Saat aku memiringkan kepalaku dalam kebingungan, aku memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu.

Pusat kotanya cukup berbukit. Sisi bukit adalah distrik Lampu Merah Maisy yang merupakan kebanggaan dan simbol kota itu. Di tepi kanan Sungai Lurud adalah wilayah perumahan kelas atas yang disebut distrik ke-16. Sisi utara tepi kiri adalah kota tua tempat semua orang biasa tinggal. Sepertinya daerah kumuh, kuburan, dan penjara terletak di daerah selatan.

Setelah kami mendapat kamar di sebuah penginapan di jalan kota tua yang sibuk, aku berjalan ke distrik ke-16 bersama Ravi. Kami menuju ke rumah Baron Morris.

“Aku memiliki seorang kenalan di Milton, dia seorang kolektor yang tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan sihir. Jika itu Baron Morris, dia pasti akan membayarmu dengan mahal. Kau harus bertanya padanya.”

Aku mengingat kata-kata Pak Tua Theo dan pergi ke kediaman yang dia ceritakan. Sayangnya, Baron Morris sedang pergi. Aku mengetahuinya dari kepala pelayan di sana, sepertinya dia pergi untuk perjalanan kecil dan akan kembali 5 hari kemudian.

Hmm. 5 hari. Pindah saja akan memakan waktu beberapa hari. Selain itu, kami telah tinggal di Addinton dan Floria selama beberapa hari. Apa yang akan dipikirkan Ravi jika kami tinggal di tempat yang sama selama 5 hari lagi.

Aku sudah terbiasa dengan hal itu tetapi, terus-menerus bepergian cukup membebani juga. Aku sangat berharap bahwa kami dapat tiba di tempat tetap yang bisa kita tinggali lebih cepat.

Aku meminta pendapat Ravi dalam perjalanan pulang dari rumah Baron Morris.

“Hmmm… Tidak apa-apa dengan 5 hari.”

“Aku mengerti. Jika Ravi baik-baik saja dengan hal itu maka kita akan menunggu. Kita juga tidak tahu siapa lagi selain Baron Morris yang akan membeli perhiasan yang telah melalui situasi yang rumit seperti itu.”

“Menjual kalung itu tidak penting tapi berpetualang dengan ayah sangat menyenangkan. Tidak apa-apa bahkan jika itu membutuhkan waktu lama.”

“Ravi..”

Dia berpikir seperti itu. Tentu saja, aku akan senang kalau dia bilang itu menyenangkan. Aku merasa senang meskipun sedikit malu ketika aku mengukir kata-kata Ravi di dadaku.

 ◇◇◇

Untuk kembali ke penginapan dari distrik ke-16, kamu perlu menyeberangi jembatan di atas Sungai Lurud. Jalanan pusat kota mulai terlihat setelah kami menyeberangi jembatan. Tetapi di sini, suasananya masih sangat sepi. Sebagian besar toko tutup. Melihat dari dekat ke papan nama, aku yakin ada banyak bar di sini.

Bukan hanya distrik Lampu Merah Maisy yang memiliki keamanan buruk, sisi kota ini juga sama. Akan lebih baik jika aku menghindari mengajak Ravi jalan-jalan malam dalam 5 hari ke depan.

Saat aku memikirkannya dan sedang berjalan— ……

“–Diam! Jangan jawab perkataanku!”

Aku terkejut dengan suara bentakan yang tiba-tiba dan berbalik. Para pejalan kaki juga terkejut seperti aku, mereka berhenti berjalan dan berbalik ke arah sumber suara. Ada lorong redup yang baru saja kita lewati.

Sepertinya orang-orang memperhatikannya.

“Jangan melampaui dirimu, bodoh!”

Suara amarah itu terdengar lagi, lalu diikuti oleh suara pukulan benda tumpul. Itu suara seseorang yang dipukul. Aku tiba-tiba berhenti di tempat di mana aku akan bergegas keluar.

(Ravi sekarang bersamaku)

Tetapi ketika aku ragu-ragu, suara menyakitkan itu tidak pernah berhenti. Para pejalan kaki terlihat khawatir, tetapi tidak ada yang berani melangkah.

“Ravi, aku khawatir tentang itu, jadi aku akan memeriksanya.”

“Unn. Bantu mereka.”

“Ya. Sembunyi di bayang-bayang toko itu.”

Ravi mengangguk. Setelah aku memastikan dia bersembunyi di sana dengan benar, aku melangkah ke gang itu sendirian.

Ada beberapa pria muda berdiri di gang gelap yang berbau busuk. Mereka mengenakan pakaian mencolok, terlihat terpandang dan sangat materialistis. Sepertinya mereka adalah beberapa anak lelaki yang hilang dari keluarga kaya. Mereka menyeringai ketika mereka dikelilingi pria muda lain dengan tubuh besar. Dia meringkuk seperti bola di tanah, jadi ukurannya yang besar sangat jelas.

Dia melindungi kepalanya dengan kedua tangannya. Karena itu, perut dan punggungnya tidak dilindungi. Dia ditendang di sana berkali-kali tanpa ampun.

“Ayo, katakan padaku bahwa kau akan membawanya ke sini.”

“Uhuk… Tidak. Aku tidak akan melakukannya. Itu adalah tugasku untuk melindungi Putri Mawar!”

“Berhenti mengoceh!!”

   ――Dokan!

“Ugh…. Aduh… Aduh.”

Aku tidak tahu alasannya, tetapi itu terlalu sepihak. Aku buru-buru menyela di depan pemuda yang ditendang.

“Oi, tetap di sana.”

Menghadap padaku yang tiba-tiba mengganggu, mereka memberikan tatapan kesal.

“Ah, Pak Tua. Apa maumu?”

Pria berambut panjang yang berada di tengah-tengah mereka tiba-tiba meraihku.

“Orang luar tidak ikut campur dalam urusan kami. Atau apakah kau ingin menjadi seperti dia juga?”

“Aku tahu betul bahwa aku adalah orang luar. Dia tidak akan terluka jika kau terus melanjutkan.”

“Ya, itu benar. Sampah sebesar dia, tidak ada yang akan terganggu bahkan jika dia mati!”

Dia mengayunkan kepalan tangannya.

Bam!!

Aku menerimanya dengan telapak tanganku. Mata tajam pria berambut panjang itu melebar dan menatapku dengan marah.

“Bajingan!”

Sebelum dia memiliki kesempatan untuk menarik pukulannya, aku menangkap pergelangan tangannya terlebih dahulu.

“Maaf, tapi tolong pergi.”

“Apa? A-Apa-apaan omong kosong ini?! Aku akan membunuh kalian berdua!”

Dia mengerahkan banyak kekuatan untuk menarik kembali tangannya saat dia berteriak sambil ludahnya terciprat. Sayangnya, tangannya terjebak seperti batu. Perbedaan kekuatan kami terlalu besar. Aku bahkan tidak harus menggunakan kekuatan otot.

“S-Sial! Apa kekuatan konyol ini?!”

Ekspresinya mulai berubah menjadi panik. Sementara itu, teman-temannya kebingungan.

“O-oi. Carlos?”

“Apa yang sedang kau lakukan? Cepat pukul bajingan itu!”

“D-Diam!”

Pria berambut panjang, Carlos, membentak. Bahu teman-temannya bergetar dan tiba-tiba terdiam.

“Aku memintamu sekali lagi. Tolong pergi.”

Satu tetes keringat jatuh dari dahi Carlos. Dia masih berusaha menarik kembali kepalan tangannya. Tapi dia sendiri seharusnya sudah mengerti. Perbedaan kekuatan itu jelas.

“Baik. Tapi ingat ini. Aku pasti akan menemukanmu lagi dan…”

Aku melepaskan tangannya, dan dia tersungkur ke belakang tarikan tangan susah payahnya. Dia memerintahkan teman-temannya dengan marah dan mundur terburu-buru. Tepat sebelum pergi, Carlos mengarahkan dua jari ke mata merahnya, sebelum menunjukkannya padaku.

Jangan pernah lupakan ini, ini adalah seperti sebuah pesan. Aku menggaruk kepalaku lagi karena masalah yang bisa kuduga.

--Share :--
Sebelumnya
Boukensha License o Hakudatsu Sareta Ossan Dakedo, Manamusume ga Dekita no de Nonbiri Jinsei o Oka Suru
Selanjutnya

DISKUSI NOVEL

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

NOVEL TERKAIT

The Summoner is Going – MyNovel.net – Cover
The Summoner is Going
14 Oktober 2019
Yoi no Koku Senki – MyNovel.net – Cover
Yoi no Koku Senki
26 Agustus 2019
I Got a Cheat and Moved to Another World, so I Want to Live as I Like – MyNovel.net – Cover
I Got a Cheat and Moved to Another World, so I Want to Live as I Like
16 Mei 2020
noimagefound
Saimin Regulation
16 April 2020
Kategori Tag:
Jepang
id Indonesian▼
X
af Afrikaansar Arabiczh-CN Chinese (Simplified)en Englishtl Filipinofr Frenchhi Hindiid Indonesianit Italianja Japanesela Latinms Malaypt Portugueseru Russianes Spanishth Thai

Setiap konten maupun merek dagang, atau bahan lain yang mungkin ditemukan di situs mynovel.net ini, itu bukanlah properti dari mynovel.net, tetapi hak cipta dari pemiliknya masing-masing. MyNovel.net tidak melakukan klaim kepemilikan atau tanggung jawab untuk konten tersebut. Anda harus mencari persetujuan hukum untuk setiap penggunaan bahan tersebut dari pemiliknya.

  • TENTANG
  • COOKIES
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • KONTAK

© 2019 MyNovel - All rights reserved

Sign in

Lupa password?

← Kembali ke MyNovel

Sign Up

Register.

Login | Lupa password?

← Kembali ke MyNovel

Lupa password?

Silakan masukkan username atau email. Anda akan menerima notifikasi sandi melalui email.

← Kembali ke MyNovel