- Beranda
- Akuyaku Reijou no Chichioya ni Tensei Shitanode, Tsuma to Musume o Dekiai Shimasu
- Chapter 35 - Sebuah Pertemuan yang Tidak Wajar
Sebuah Pertemuan yang Tidak Wajar
Setelah berbicara lebih lanjut dengan Marquis Victaire, dia akhirnya menyerah dan membawaku menuju ruangan anak laki-lakinya.
Yah, sebenarnya, akulah yang memaksanya untuk menyetujui hal tersebut, tapi itu bukanlah hal yang penting sekarang.
Sang butler menuntun kami berdua di depan, saat kami melangkah semakin jauh ke dalam rumahnya sikap sang Marquis menjadi sedikit aneh. Seperti sedang menyembunyikan sesuatu, matanya melihat kesana-kemari saat kami berbicara, seolah mencari cara untuk kabur.
Atau… Mungkin hanya perasaanku saja, tapi rasanya ada sesuatu di mata sang Marquis saat dia melihat tembok dan pintu yang kami lewati, seolah dia lama tidak melihatnya meskipun ini adalah rumahnya.
“Silakan, inilah tempatnya.”
Saat berbagai pikiran tersebut berkecamuk dalam kepalaku, sang butler yang menuntun kami melewati lorong-lorong pun berhenti di depan sebuah pintu.
“Tuan Muda Masque saat ini sedang berlatih berpedang dalam ruangan ini.”
“Latihan berpedang? Di dalam sebuah ruangan?”
“Betul. Gurunya kali ini menginginkan sang tuan muda berlatih di dalam. Dia yakin bahwa dia bisa diajari dasar-dasar berpedang tanpa merusak bagian dalam dari sebuah bangunan.”
…Yang benar saja, apa aku tidak salah mendengar? Apa-apaan ini?
Meskipun fakta mengenai seorang anak lelaki sedang berlatih berpedang di dalam ruangan itu, yang lebih aneh adalah ekspresi Marquis Victaire yang sama terkejutnya sepertiku.
“Marquis Victaire, kau membuat anakmu belajar berpedang di usia yang begitu muda, ya?”
“Be-benar sekali… Aku merasa hal itu penting untuk membentuk karakternya. La-lagipula, penting baginya untuk mempelajari hal yang tidak bisa dia temukan di rumah.”
Yah, kurasa itu masuk akal, namun…
“Kurasa hal ini sudah sewajarnya bagi sebuah keluarga militer, tapi sejauh yang kuingat Marquis Victaire, keluargamu selama ini menjadi menteri bagi kerajaan selama berabad-abad… Apakah kau menginginkan anakmu menjadi seorang ksatria?”
“Yah, mengenai itu…”
“Memang aku adalah orang luar, sehingga aku tidak bisa berkomentar terlalu banyak, namun… Meskipun mungkin akan terdengar tidak sopan, berlatih berpedang sejak usia yang begitu muda seperti itu dapat membebani tubuhnya yang masih anak-anak dan dapat berpengaruh kepada dirinya nanti saat dia tumbuh, aku tidak menyarankan dia dilatih seperti itu.”
Tentu saja, banyak cerita dimana sang tokoh utama menjadi kuat karena mereka berlatih sejak dini, namun… hal itu hanya mungkin bagi seseorang yang memiliki bakat sejak lahir dan dapat mengerti batas dari tubuh mereka sendiri. Kalau ini adalah keluarga militer telah menjadi ksatria dan panglima dari dulu, mungkin mereka memang sudah memiliki metode sendiri untuk mengajarkan anak mereka berlatih berpedang dengan aman sejak dini, namun sulit membayangkan keluarga yang selama ini menganggap sebuah pena lebih berharga ketimbang pedang seperti Keluarga Victaire mengetahui metode seperti itu. Terlebih, jika mereka sampai harus mencarikan guru dari luar keluarga mereka, besar kemungkinan orang yang mereka pekerjakan itu bukanlah orang yang umumnya melatih anak para bangsawan…
Yeah… Aku sudah merasa tidak enak mengenai semua ini.
Marquis Victaire terlihat seolah dia berusaha menggumamkan sebuah jawaban, namun… Aku sudah tidak mempedulikan hal tersebut dan langsung membuka pintu di depanku.
Ada dua orang di dalam ruangan itu; yang satu adalah seorang pria yang sekilas terlihat seperti seorang tentara bayaran, dengan badan yang besar dan berotot. Sedangkan yang satunya adalah seorang anak lelaki berambut hijau yang seumuran dengan Laurier, namun… Saat aku membuka pintu tersebut, dengan bersamaan aku bisa melihat dirinya yang ambruk ke lantai.
Dengan cepat aku berlari masuk, dan menaruh jariku pada pergelangan tangan anak tersebut. Saat merasaakan nadinya yang masih berdenyut dengan lemah, aku merasa sedikit lega, namun perasaan itu pun segera menghilang saat aku melihat bekas luka sayatan dan memar di sekujur tubuh anak tersebut. Saat aku menyadari beberapa diantaranya sudah berwarna ungu dan kekuningan, aku bisa merasakan sesuatu terputus dalam diriku sambil mengingat ketika aku masuk ke ruangan Laurier dan melihat hal yang hampir sama.
“…Marquis Victaire. Maukah kau menjelaskan apa yang terjadi disini?”
“I-ini… Be-benar! Aku yakin ini hanyalah cara yang benar untuk mempelajari cara berpedang! Benar!”
“Yeah, itu benar.”
Saat sang Marquis panik dan melihat putus asa kepada sang pria besar di tengah ruangan, dia pun menjawab sambil tersenyum.
“Aku tidak tahu kau siapa, tapi ini adalah caraku untuk mengajarkan cara berpedang, dan selalu berhasill. Kau akan berhenti mengganggu kami, kalau kau tahu apa yang baik bagi dirimu.”
“Caramu mengajar adalah menghajar anak lelaki yang masih kecil tanpa ampun seperti ini?”
“Amatir sepertimu tidak akan mengerti, tapi ini adalah cara melakukannya yang benar. Kalau kau tahu, ini cara Viscount Grieze, sang Grandmaster dari Perkumpulan Ksatria, mengajarkan seni berpedang, mengerti?”
“Oho…? Hal itu baru pertama kali kudengar. Kebetulan aku adalah teman baik dari Viscount Grieze, dan aku sudah melihat sendiri baagaimana dia mengajar di tempat berlatih, meskipun begitu…”
Pria tersebut pun memotongku dengan tertawa dan tersenyum mengejek.
“Yah, ini adalah caraku untuk mengajar, jadi aku akan melakukannya sesukaku, memangnya apa yang orang luar sepertimu ketahui?”
“Dan ini, apakah ini adalah hasil dari ajaranmu tersebut?”
“Benar.”
Meskipun aku ingin sekali balas mengejek pria yang tersenyum kepadaku seperti itu… Aku berhasil menenangkan diriku dan mengangkat anak yang tidak sadarkan diri itu menuju kursi di dekat kami, sebelum menoleh kepada Marquis Victaire.
“Marquis Victaire, anak ini adalah putramu, benar bukan?”
“Be-benar… Meskipun begitu, apa…”
“Aku punya satu permintaan untukmu. Bisakah kau menyerahkan urusan melatih dirinya berpedang kepadaku?”